Hasil riset yang dilakukan Fakultas Kesehatan Gigi Universitas Padjajara (Unpad) Bandung, menunjukkan 65 persen penduduk Indonesia memiliki gigi sensitif. Keluhan gigi senditif sering dijumpai oleh mereka di usia 20-40 tahun, khususnya perempuan. Gigi yang memiliki risiko paling rentan terhadap sensitivitas adalah gigi graham atas yang berfungsi mengunyah makanan.
Gigi sensitif merupakan kondisi hipersensitif gigi akibat rusaknya lapisan email, terbukanya lapisan dentin, menipisnya enamel gigi, serta penurunan gusi. Gigi sensitif akan mengakibatkan Anda sering merasa ngilu saat makanan pertama, saat menyantap makanan asam atau minuman dingin.
Faktor penyebab terjadinya gigi sensitif :
1. Seringnya mengkonsumsi makanan yang mengandung asam, makanan dengan tekstur terlalu keras, erta menyantap makanan panas dan dingin dalam jarak dekat, juga bisa menyebabkan rusaknya lapisan tengah gigi yang bernama dentin. Lapisan inilah yang menjadi penentu sensitivitas gigi. Rusaknya lapisan dentin merupakan pemicu utama gigi sensitif dan gigi berlubang.
2. Mengosok gigi terlalu keras dari kaanan ke kiri dapat merusak lapisan email gigi. Tak hanya itu, gusi pun kerap menjadi sasaran aksi sikat gigi berlebihan ini.
3. Sisa makanan yang menumpuk lama-kelamaan akan mengeras dan menjadi sarang berjuta-juta kuman. Kuman inilah yang pada akhirnya akan menyebabkan iritasi gusi seperti gusi berdarah dan penurunan gusi.
Pengobatan Gigi sensitif
1. Hindari makanan dan minuman yang dapat memacu sensitivitas gigi seperti makanan yang terlalu asam, dingin, atau panas
2. Pasta gigi dan obat kumur dengan kandungan zat strontium chloride atau fluoride mampu membentuk ikatan kristalisasi yang dapat menggantikan zat pelindung gigi yang telah rusak. Penggunaan secara teratur dapat mengurangi rasa ngilu pada gigi. Jadi, memilih pasta gigi khusus gigi sensitif merupakan pilihan tepat.
3. Gunakan sikat gigi dengan bulu sikat halus yang memang ditujukan untuk gigi sensitif. Lakukan penyikatan secara perlahan namun penyeluruh.
4. Menjaga kebersihan mulut dengan selalu menyikat, flosing dan menggunakan obat kumur 20 menit setelah makan untuk menghindari kerusakan lebih lanjut
5. Pada gigi yang terlalu sensitif pemakaian pasta khusus gigi sensitif tak akan terlalu membantu. Dokter biasanya melakukan penambalan sebagai ganti fungsi isolasi yang seharusnya dilakukan oleh email
6. Bila terlalu parah, ada kemungkinan dokter akan mematikan saraf pada gigi. Cara ini dilakukan dengan membuat lubang hingga mendekati saraf. Lalu saraf gigi dimatikan dan diawetkan agar tidak busuk. Risikonya, dalam jangka waktu lama gigi bisa menghitam