Wisata ke Surabaya? Jangan Lupa Mencicipi Kuliner Khas Surabaya

Berkunjung ke Surabaya tentu saja tidak akan lengkap jika tidak menikmati kuliner khas kota ini. Tidak perlu takut kesulitan mencarinya, karena beberapa hotel di Surabaya menyediakan menu makan khas ini. Atau, kamu juga bisa berkeliling mencari restoran makanan khas ini yang terkenal di Surabaya.

Nah, kalau kamu belum tahu makanan khas Surabaya apa saja, berikut ini adalah beberapa diantaranya:

  • Rujak cingur

Jangan tertipu dengan namanya ya, karena rujak ini tidak hanya berisikan buah-buahan seperti rujak pada

umumnya. Melainkan berisikan buah, sayur dan tentu saja cingur. Semuanya dipotong dan dicampur jadi satu bersama dengan sambal petis kacang. Cingur sendiri adalah bagian hidung sapi, yang memiliki tekstur kenyal namun lembut. Sementara itu, untuk buah yang digunakan biasanya adalah nanas, mentimun, bengkoang, mangga muda dan kedongdong. Sayurannya sendiri yaitu tauge, kangkung dan kacang panjang yang telah direbus. Untuk sambalnya yaitu terbuat dari petis, gula merah, cabai, kacang tanah dan pisang batu. Jika melihat isinya, rujak cingur ini akan terlihat seperti perpaduan antara gado-gado dengan rujak buah.

  • Sate klopo

Sesuai dengan namanya, sate klopo ini memang menggunakan kelapa dalam pembuatannya (klopo = kelapa). Sebelum dibakar, daging sapi yang telah ditusuk diselimuti dengan parutan kelapa yang telah diberikan bumbu sebelumnya. Setelah itu barulah sate siap dibakar. Setelah proses ini selesai, sate akan disajikan dengan menggunakan bumbu kacang yang diberi kecap, irisan cabai dan irisan bawang merah. Kemudian diberikan taburan serundeng yang juga dibuat dari kelapa. Dengan banyaknya penggunaan kelapa, bisa terbayang dong seperti apa gurihnya sate ini?

  • Lontong balap

Makanan khas Surabaya ini berisikan lontong, tauge rebus dan tahu kuning goreng. Kemudian dicampurkan dengan kuah kaldu dan disajikan dengan bawang goreng dan kerupuk. Untuk yang suka pedas, kamu bisa menambahkan sambal petis saat menikmati makanan ini. Asal muasal nama “balap” sendiri katanya karena dulu penjualnya saling berebut pembeli yang berjalan dengan cepat menuju pos akhir Pasar Wonokromo. Hal ini terlihat seperti sedang balapan, karena itulah dinamakan lontong balap.

Mungkin kamu akan menemui 3 jenis makanan ini di kota tempat tinggalmu. Akan tetapi jika kamu menikmatinya langsung di kota asalnya, pasti rasanya lebih nikmat, kan?