Sejarah Arca Joko Dolog

Kota Surabaya memiliki banyak kisah heroik berkaitan dengan sejarahnya dalam melawan penjajah, tidak heran jika kota ini juga dijuluki kota Pahlawan. Salah satu kisah yang sangat terkenal yaitu insiden perobekan bendera Belanda yang terjadi di Surabaya Hotel. Bahkan kota ini juga banyak memiliki tempat wisata bersejarah yang berkaitan dengan perlawanan rakyat saat berusaha mengusir penjajah.

Tidak hanya tempat wisata dan benda bersejarah pada masa penjajahan saja, kota ini juga memiliki benda peninggalan sejarah pada jaman kerajaan. Benda ini merupakan sebuah Arca Buddha Maha Aksobya atau yang lebih dikenal dengan nama Arca Joko Dolog, dan berada di belakang Taman Apsari Kota Surabaya. Arca ini terbuat dari batu andesit dan berwarna kehitaman dan saat ini diberi jubah berwarna orange. Didepan arca ini, tepatnya diletakkan di atas sejenis altar terdapat persembahan berupa bunga sedap malam

dan mangkuk untuk tempat dupa. Arca ini mengalami beberapa renovasi, pada tahun 1957 Arca ini diberikan alas dudukĀ  dan pada tahun 1998 Arca ini berikan joglo serta atap untuk melindungi keberadaannya.

Arca ini diyakini merupakan salah satu peninggalan budaya bangsa sejak jaman kerajaan Singhasari dan dianggap sebagai perwujudan Kertanegara Putra Wisnu Wardhana yang merupakan Raja Kerajaan Singhasari pada masa itu. Beliau terkenal karena kebijaksanaannya, pengetahuan yang luas dalam bidang hukum serta ketaatannya pada Agama Budha. Beliau bercita-cita ingin mempersatukan wilayah Nusantara, hal ini terbukti dari tulisan dengan Bahasa Sansekerta yang terdapat di bagian bawah Arca. Selain itu, beliau juga terkenal berani melawan kerajaan asing yang mencoba menaklukannya, terbukti dengan keberanian beliau melukai telinga utusan Raja Kubilai Khan dari negara Mongolia.

Ada juga yang berpendapat bahwa Arca ini merupakan sebuah bentuk penghormatan terakhir pendiri sekaligus Raja pertama Kerajaan Majapahit yaitu Raden Wijaya kepada Raja terakhir Kerajaan Singhasari yang merupakan leluhurnya. Raden Wijaya mempersembahkan Arca ini bagi anak keturunannya kelak untuk menghormati mendiang Prabu Kertanegara. Arca ini sangat dipelihara oleh Raden Wijaya dan ditempatkan di salah satu komplek Candi Majapahit yaitu Candi Jawi.