Apartemen selalu identik dengan gedung pencakar langit yang menjulang seolah hendak menyentuh awan. Desain apartemen atau Arsitektur bangunannya pun megah dan membuat siapa pun berdecak kagum. Belum lagi barisan fasilitas mewah yang membuat siapa pun merasa dimanjakan dengan kemudahannya. Tidak heran jika apartemen sangat diminati oleh masyarakat akhir-akhir ini. Sebab, apartemen kini tidak hanya menjadi hunian tempat tinggal saja melainkan juga untuk menjadi sarana bersantai dan menikmati pemandangan kota dari ketinggian tertentu. Di Jakarta sendiri, bangunan apartemen yang memiliki ketinggian beberapa ratus meter dari permukaan tanah banyak ditemukan di kawasan modern luxurious apartment Kuningan.
Salah satu apartemen yang menjadi ikon sebuah negara karena ketinggian dan kemewahan fasilitasnya adalah Turning Torso. Turning Torso merupakan bangunan apartemen tertinggi di Swedia dengan ketinggian mencapai 623 kaki dari atas permukaan tanah. Gedung apartemen ini termasuk ke dalam skyscraper residential yang terletak di Malmö. Dibuka pada tanggal 27 Agustus 2005, Turning Torso terdiri atas 147 unit apartemen dan 54 store yang berada di dalamnya.
Selain mencuri perhatian karena ketinggian bangunannya yang mencengangkan, Turning Torso mendapat perhatian para pelaku arsitektur dengan desainnya yang menawan. Desain apartemen terinspirasi oleh sculpture berjudul serupa karya Calatrava yang terbuat dari white marbel piece. Sculpture ini memiliki filosofi yang menunjukan kehidupan manusia yang penuh dengan twist. Managing Director HSB Malmö kemudian tertarik dengan ukiran karya Calatrava dan mengajaknya untuk bergabung serta mendesain rancangan bangunan apartemen Turning Torso. Permukaannya dilapisi oleh baja putih, yang akan terlihat berkilau ketika terpapar sinar matahari atau diterangi cahaya lampu saat malam.
Dari segi arsitektur, Turning Torso merupakan banguan solid yang seolah bergerak memutar searah jarum jam. Setiap lantai dibangun dengan bentuk pentagon dengan inti terpusat secara vertikal. Jika dilihat dari kejauhan, bangunan apartemen ini terlihat hanya terdiri atas sembilan segmen yang memiliki bentuk tidak serupa. Padahal, kenyataannya Turning Torso memiliki 54 lantai dalam gedungnya. Dua segmen terbawah dipergunakan sebagai office space, sementara segmen 3 hingga 9 merupakan bangunan apartemen. Meskipun terkesan unik, kenyataannya Turning Torso memiliki kemiripan dengan Cayan Tower di Dubai, meski tidak serupa. Sayangnya, untuk apartemen Turning Torson belum menawarkan penthouse. Beberapa apartemen mewah di dunia menyediahkan pilihan penthouse di apartemen merekan, bahkan ada 5 penthouse termahal di dunia yang pastikanya akan membuat Anda ternganga karena harganya yang sangat mahal.