Pernah dengar Akira Back Jakarta? Nah, restoran yang baru beberapa bulan dibuka di Indonesia ini merupakan salah satu restoran yang sedang happening di Jakarta. Restoran yang terletak di MD Place, Setiabudi, Jakarta ini menawarkan makanan fusion alias perpaduan antara budaya Jepang dan Korea. Pemilihan makanan ini tidak lepas dari latar belakang sang pendiri, Chef Akira Back. Dengan keunikan dan cita rasa masakanya yang tinggi membuat restoran Akira Back Jakarta sebagai tempat makan makanan khas Jepang terfavorit di Jakarta.
Akira Back merupakan seorang chef yang sudah diakui kualitasnya di dunia. Ia bahkan pernah tampil dalam acara TV Amerika, Iron Chef, di mana ia “bertarung” dengan chef lainnya. Akira merupakan chef keturunan Korea pertama yang diundang dalam acara TV tersebut. Sebelum tampil dalam acara tersebut, nama Akira sendiri sudah lebih dulu dikenal sebagai head chef di restoran termasyur di Las Vegas, Yellowtail. Akira menjabat posisi tersebut pada usia 38 tahun, yang membuatnya didapuk sebagai chef termuda sekaligus sebagai keturunan Asia pertama yang menempati posisi tersebut di hotel Las Vegas. Ia juga merupakan chef pertama non-Jepang yang dipercaya untuk menjadi chef di restoran khas Jepang Nobu Matsuhisa di Aspen.
Prestasi yang sudah dikantungi oleh Akira Back pun banyak, misalnya saja ia dianugrahi gelar “Rising Star” oleh Restaurant Hospitality pada tahun 2008. Sejak menjabat sebagai head chef di Yellowtail, ia pun disebut sebagai “Best Chef in Las Vegas” oleh Las Vegas weekly. Ia juga sudah sering menjadi chef utama dalam jamuan makan pesohor Amerika Serikat, seperti James Beard, hingga Bill Clinton.
Menjadi seorang chef yang handal sebenarnya bukanlah cita-cita awal Akira. Lahir di Korea dengan nama Sung Ook Back, Akira awalnya ingin menjadi seorang pemain Baseball, ia bahkan rela pergi ke Jepang untuk lebih mempertajam kemampuan Baseballnya. Selama di Jepang inilah, nama Akira melekat pada dirinya, Akira sendiri merupakan bahasa Jepang untuk kata “Ook” pada nama Koreanya. Namun impiannya untuk menjadi seorang pemain Baseball Profesional harus berakhir ketika ia sekeluarga harus pindah ke Aspen, Colorado, Amerika Serikat mengikuti bisnis Ayahnya.
Saat remaja, Ia pun kemudian tertarik pada olahraga Snowboarding. Tidak tanggung-tanggung, Ia berhasil menyabet gelar terbaik ke lima sedunia. Namun lagi-lagi impiannya menjadi atlet Snowboarding hancur saat ia mengalamai cedera. Saat ia merasa terpuruk itu, ia kemudian mencoba untuk memasak dan merasa bahwa ketika memasak ia merasakan passion yang sama dengan saat ia tengah bersnowboarding. Dari situlah ia memutuskan untuk lebih dalam mempelajari kuliner dan meneruskan kuliah di International Culinary School, The Art Institute of Colorado. (raw)